Rabu, 11 Juni 2014

Tugas 4

TUGAS 4

Nama               : Ayu Sulistia
Noreg               : 5115 12 2598
Prodi                : Pendidikan Teknik Elektro 2012
e-mail               : ayusulistia.as@gmail.com
blogger         : ayusulistia-as.blogspot.com

PEMBUATAN SIMULASI PENGALIH DAYA OTOMATIS BERBASIS PROGRAMMABLE CONTROLLER (PLC)

Tugas E Learning

Kami kelompok 1 membuat sebuah pembelajaran e-learning pada edmodo.com degan nama Agama Islam Retro. Saya disini bertindak sebagai guru yang bertugas memberikan ataupun mengupload materi serta soal.
Jika menginginkan materi dan soal, silahkan download Materi Agama Islam dan download Soal Agama Islam.





Cara untuk bergabung dengan sekolah kami adalah sebagai beriktu :
1. masuk ke www.edmodo.com sebagai siswa
2. join ke grup Agama Islam Retro dengan kode vg75fa


Terima Kasih

Senin, 02 Juni 2014

Tugas 3


Nama               : Ayu Sulistia
Noreg               : 5115 12 2598
Prodi                : Pendidikan Teknik Elektro 2012
e-mail               : ayusulistia.as@gmail.com
blogger         : ayusulistia-as.blogspot.com

PEMBUATAN SIMULASI PENGALIH DAYA OTOMATIS BERBASIS PROGRAMMABLE CONTROLLER (PLC)

PILIHAN KATA DAN KALIMAT EFEKTIF
1. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen laboratorium yaitu membuat dan     melakukan uji              program AVR Sistem dengan bantuan Code Vision dan PLC    kemudian menerapkannya pada simulator        instalasi penerangan.
   Perbaikan :
   Metode yang digunakan adalah metode eksperimen laboratorium yaitu dengan  cara    membuat dan                melakukan uji program AVR Sistem dengan bantuan Code      Vision dan PLC kemudian menerapkannya          pada simulator instalasi     penerangan.

2. Simulator rangkaian instalasi listrik satu fasa yang telah mengalami beban lebih       dapat memindahkan               sebagian bebannya menuju grup beban cadangan       dengan bantuan relai setelah mendapatkan perintah dari     PLC dan ketika keadaan       normal maka kembali ke kondisi semula.
    Perbaikan :
    Simulator rangkaian instalasi listrik satu fasa yang telah mengalami beban lebih     dapat memindahkan                 sebagian bebannya menuju grup beban  cadangan      dengan menggunakan bantuan relai setelah                         mendapatkan perintah     dari    PLC sehingga ketika dalam keadaan normal maka hal ini akna dapat                      mengembalikannya pada kondisi semula.

3. Untuk mengatasi masalah kelistrikan tersebut diperlukan sistem kontrol otomatis yang dapat mengatur           pasokan energi listrik pada tiap beban agar peralatan elektronik maupun mesin industri masih dapat               bekerja walaupun sedang terjadi overload.
    Perbaikan :
    Untuk mengatasi masalah kelistrikan tersebut, maka diperlukan sistem kontrol otomatis yang dapat               mengatur pasokan energi listrik pada tiap-tiap beban agar peralatan elektronik maupun mesin industri             masih dapat bekerja walaupun sedang terjadi overload.

4. PLC mempunyai banyak keuntungan antara lain modifikasi mudah, desain perubahan dan penambahan        dapat dilakukan dengan mudah lewat software, aplikasi kontrol yang luas.
   Perbaikan :
   PLC mempunyai banyak keuntungan diantaranya yaitu dapat modifikasi dengan mudah, desain perubahan     dan penambahan dapat dilakukan dengan mudah lewat software, aplikasi kontrol yang lebih luas.

5. Daya yang diperlihatkan bahwa daya yang dibangkitkan sebuah perangkat listrik sebanding dengan               tegangan yang menggerakkan arus tersebut.
    Perbaikan :
   Daya yang diperlihatkan yaitu daya yang dibangkitkan oleh sebuah perangkat listrik sebanding dengan            tegangan yang menggerakkan arus tersebut.

6.     Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan kalibrasi sensor arus ACS 712 20 A dengan                  bantuan AVR Sistem dan software Code Visio, dilanjutkan dengan membuat program diagram ladder.
     Perbaikan :
     Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan kalibrasi sensor arus ACS 712 20 A dengan bantuan      AVR Sistem dan software Code Visio kemudian dilanjutkan dengan membuat program diagram ladder.
     Keterangan : menggunakan kata penghubung.

7.   Dari hasil pengujian hardware, ketelitian sensor arus hampir mendekati dengan alat ukur amperemeter.
    Perbaikan :
    Dari hasil pengujian hardware, ketelitian sensor arus hampir mendekati  alat ukur amperemeter.
    Keterangan : dihilangkan kalimatnya, karena tidak perlu untuk digunakan. 

8.  Daya yang diperlihatkan bahwa daya yang dibangkitkan sebuah perangkat listrik sebanding dengan               tegangan yang menggerakkan arus tersebut.
    Perbaikan :
    Daya yang diperlihatkan yaitu daya yang dibangkitkan oleh sebuah perangkat listrik sebanding dengan            tegangan yang menggerakkan arus tersebut.
     Keterangan : Bukan pilihan kata yang tepat, maka harus diganti dengan kata pengartian.

9.    Semakin besar arus dan semakin besar gaya gerak listriknya, semakin besar pulalah daya yang dihasilkan.
     Perbaikan :
     Semakin besar arus dan semakin besar gaya gerak listriknya, maka semakin besar pula daya yang                 dihasilkannya.
      Keterangan : kalimat kurang efektif pada kata pulalah dan kata penghubung perlu ditambahkan agar               kalimat semakin jelas.

10.      Sebab-sebab terjadinya overload atau kelebihan muatan listrik bisa di karenakan terlalu besar sumber           listrik yang di gunakan, atau terjadi kegagalan pada salah satu rangkaian yang menyebabkan naiknya             beban listrik yang berlebihan.
      Perbaikan :
      Sebab-sebab terjadinya overload atau kelebihan muatan listrik bisa diakibatkan karena terlalu besar             sumber listrik yang digunakan, atau terjadi kegagalan pada salah satu rangkaian yang menyebabkan               naiknya beban listrik secara berlebihan.
      Keterangan : Banyak EYD yang kurang tepat dan pilihan kosa kata yang kurang terikat dengan kata             sesudahnya.

Tugas 5

Tugas 5
TUGAS 5 BAHASA INDONESIA

MEMBUAT JURNAL

Nama      : Ayu Sulistia
Noreg     : 5115 12 2598
Prodi       : Pendidikan Teknik Elektro 2012
e-mail      : ayu.sulistia.as@gmail.com
blogger  : ayusulistia-as.blogspot.com

PEMBUATAN SIMULASI PENGALIH DAYA OTOMATIS BERBASIS PROGRAMMABLE CONTROLLER (PLC)
Penelitian di Laboratorium Jurusan Teknik Elektri UNJ

Fajar Rica Suhada [1]
Daryanto [2]
Aris Sunawar [3]

ABSTRAK
               Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem pengalih daya otomatis menggunakan PLC. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium PLC Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta pada bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen laboratorium yaituu membuat dan melakukan uji program AVR Sistem dengan bantuan Code Vision dan PLC kemudian menerapkannya pada simulator rangkaian istalasi penerangan. Instrumen dari penelitian ini adalah PLC, software, CX-Programmer, sensor arus ACS 712 20 A, simulator grup beban.
                Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan kalibrasi sensor arus ACS 712 20 A dengan bantuan AVR Sistem dan software Code Vission, dilanjutkan dengan membuat program diagram ladder. Pengujian dilakukan pada hardware dan software. Hasil pengujian kemudian dianalisis berdasarkan kriteria dari hardware.
         Dari hasil pengujian hardware, ketelitian sensor arus hamper mendekati dengan alat ukur ampermeter. Program ladder yang dibuat melaui software CX-Programmer dapat bekerja sesuai yang diinginkan setelah mendapat input dari sensor arus. Simulator rangkaian instalasi listrik satu fasa yang telah mengalami beban lebih dapat memindahkan sebagian bebannya menuju grup beban cadangan dengan bantuan relai setelah mendapatlan perintah dari PLC dan ketika keadaan normal maka kembali ke kondisi semula. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem pembagi daya otomatis ini dapat bekerja setelah PLC mendapatkan input dari sensor arus ketika terjadi beban lebih kemudian untuk memindahkan sebagian bebannya menuju grup beban cdangan agar tidak terjadi pemutusan arus listri.
Kata Kunci : sensor arus, PLC, overload, instalasi listrik.

PENDAHULUAN
     Kebutuhan energi listrik (tenaga listrik)baik di sector rumah tangga, gedung perkantoran, maupun industry meningkat tajam seiring dengan tingkat pendapatan masyarakat dan pertumbuhan industri. Dengan kebutuhan listrik masyarakat dan industry yang terus berkekmbang secara pesat maka suplai tenaga listrik menjadi sebuah kebutuhan utama. Akibatnya timbul persoalan dalam menghadapi kebutuuhan daya listrik yang tidak tetap dari waktu ke waktu. Mengingat begitu besar dan pentingnya kebutuhan listrik, untuk itu diperlukan pasokan energy listriknyang prima dan dapat selalu memenuhi permintaan, yaitu dengan kuantitas (kapasitas) dan kualitas (sistem tegangan) yang sesuai.
                  Pemakaian beban yang melebihi kapasitas daya pada suatu kelompok beba akan mengakibatkan overload. Pemakaian beban berlebih ini dapat menyebabkan trip pada MCB. MCB ini yang mengalami trip ini akan mengakibatkan beban kehilangan daya secara langsung. Apabila hal ini terjadi terus menerus akan mengakibatkan beban-beban seperti alat elektronik, motor listrik, AC, maupun mesin industri tidak apat beroperasi sebagaimana mestinya dan lebih cepat rusak.
            Untuk mengatasi masalah kelistrikan tersebut diperlukan sistem kontrol otomatis yang dapat mengatur pasokan energi listrik pada tiap beban agar peralatan elektronik maupun mesin industri masih dapat bekerja walaupun sedang terjadi overload. Definisi PLC menurut National Electrical Manufactures Association (NEMA) adalah suatu alat elektronika digital yang menggunakan memori yang dapat deprogram untuk menyimpan intruksi-intruksi dari suatu fungsi tertentu seperti logika, sekuensial, pewaktuan, pencacahan dan aritmatika untuk mengendalikan mesin dari proses.
                  Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengatur secara manual maupun otomatis pengaman penggunaan energi listrik pada beban penerangan, dan beban stop kontak sehingga didapatkan efisiensi penggunaan daya. Serta mampu membuat program PLC untuk implementasi sistem pengaman penggunaan energi listrik.

METODE
                Penelitian yang dilakukan yaitu merancancang sebuah sistem kontrol pembagi daya otomatis ketika terjadi overload. Sistem pembagi daya otomatis akan bekerja dengan menggunakan PLC produksi Omron yang telah deprogram melalui sebuah PLC dengan memanfaatkan software CX-Programmer. Berikut ini adalah prosedur peneliitian flowchart sistem pembagi daya otomatis.






 












                                                                                                                                                                                                      
Flowchart: Decision: If 1 > 5Flowchart: Decision: If 1 > 3,5Flowchart: Decision: If 1 > 1,5                                                   N                                                                                     N                                                      N
                                                                                                                                                                                     
                              Y                                                                                          Y                                                         Y
Parallelogram: OUTPUT RELAY TO PLC                                                                                                                                                                                      
                            Y                                                                                               
Flowchart: Terminator: STARTParallelogram: OUTPUT RELAY (2) LAMPURounded Rectangle: PLC                                                                                                                                                                                     







 





Dari flowchart di atas, jika kondisi beban lebih besar 3,5 A maka AVR memberikan input kembali pada PLC yang fungsina untuk mengaktifkan relai 1 dalam melakukann changeover beban kemudian mematikan lampu indicator normal dan mengaktifkan lampu indicator relai 1 untuk menandakan bahwa reali sedang bekerja. Ketika kondisi beban kembali besar yaitu hingga melebihi 3,5 A maka AVR kembali memberikan input kepada PLC untuk mengaktifkan reali 2 agar melakukan changeover sesuai dengan beban yang ditentukan.

Hasil Penelitian
            Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hasilnya yaitu, bahwa selain program ladder terdapat pula komponen yang tidak kalah penting yaitu relai. Dengan menggunakan relai akan dapat memudahkan untuk memberikan input dari AVR Sistem menuju PLC, demikian dengan pemindahan beban yang menggunakan komponen relai. Berikut adalah tabel hasil pengujian kerja relai sebagai input PLC dari AVR Sistem :
                Tabel 4.1 Pengujian relai sebagai input PLC
Output AVR Sistem
Kondisi Relai
Input PLC
NO
NC
0004
0005
0006
0007
Port C.0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
Port C.1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0

              Pegujian kerja relai yaitu untuk mengetahui apakah reali bekerja sesuai dengan perintah yang telah diberikan pada awal pemograman. Karena sebagai input PLC maka relai harus diperhatikan sesuai dengan alamat input/output PLC agar dalam melakukan kontrol pengaturan pembagian beban PLC tidak salah dalam beroperasi.

PEMBAHASAN
Tabel 4.5 Analisis hasil pengujian program PLC
Input PLC
Keterangan
Output PLC
1000
1001
1002
1003
1004
1005
00004
Port C.1 (relai NO)
0
1
0
0
1
0
00005
Port C.0 (relai NO)
1
0
0
0
0
1
Port C.0 (relai NO)
1
0
0
1
0
0
00006
Port C.1 (relai NC)
0
0
1
0
0
0
00007
Port C.0 (relai NC)
0
0
1
0
0
0
00009
Tombol start
0
0
1
0
0
0

              Jika kondisi arus mengalami lonjakan kembali maka Port C.1 (relai NC) mengaktifkan output 1004 sebagai indicator bahwa reali 2 telah bekerja dan 1005 untuk memerintahkan reali 2 melakukan pemindahan beban. Apabila kondisi beban penuh kembali maka Port C.2 (relai NC) akan mengaktifkan output 1006 untuk menghidupkan alarm dan lampu bahaya yang menandakan bahwa sedang dalam pemakaian beban penuh dan apabila dipaksakan dan ditambah pemakaian beban akan mengakibatkan MCB trip.
                Dapat disimpulkan bahwa ini menunjukkan perubahan yang terjadi adalah pada grup cadangan. Perubahan yang terjadi menunjukkan realai telah bekerja dan beban dari grup utama telah dipindahkan menu grup cadangan. Indikator yang dilihat ketika terjadi pemindahan beban yaitu dengan melihat pembacaan pada amperemeter. Ketika kondisi sudah kembali dalam keadaan normal relai yang telah berhenti bekerja mengembalikan beban kembali pada grup beban utama dan kondisi arus yang terdapat pada beban cadangan kembali seperti semula.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat dirangkum dari pengujian ini adalah :
1.       Kondisi pertama bila terdeteksi arus melebihi 3,5 A maka PLC yang telah menerima sinyal dari AVR Sistem  akan mengaktifkan relai 1 untuk memindahkan sebagian beban pada grup utama menuju grup cadangan.
2.    Kondisi kedua bila terdeteksi kembali arus melebihi 3,5 A maka PLC akan mengaktifkan relai 2 untuk    melakukan pemindahan beban kembali dari grup utama menuju grup cadangan.
3.    Kondisi ketiga bila arus terdeteksi telah melebihi 5 A maka PLC kembali mengaktifkan output nya yaitu  berupa alarm dan lampu indikator bahaya yang menandakan bahwa pemindaan beban telah dilakukan      semua dan bila dipaksakan akan terus dilakukan penambahan beban maka akan mengaktifkan MCB trip.
4.      Jadi, PLC  dapat bekerja memberikan output kepada dua relai ketika arus lebih besar dari 3,5 A dan apat  memberikan peringatan ketika arus sudah melebihi 5 A untuk mencegah trip  pada MCB dan mematikan  seluruh peralatan elektronik agar tidak merusak peralatan elektronik tersebut dan arus kembali normal  kembali. Maka dari itu dibuat sisttem kontrol pembagi daya otomatis agar dapat memaksimalkan        penggunaan pemakaian listrik.

SARAN
Saran  yang dapat berikan dalam penelitian ini, yaitu :
1.    Sistem pengaturan daya otomatis pada kelompok beban dalam satu fasa menggunakan PLC masih dalam  skala yang kecil, peneliti menyarankan untuk membuat rup beban yang komplit.
2.       Belum adanya monitoring yang berbasis HMI (Human Machine Interface), peneliti menyarankan membuat  monitoring dengan software yang sesuai. Sehingga selain dapat memindahkan beban dengan otomatis dapat  juga memindahkan beban dengan operator sekaligus juga dapat mengetahui kondisi yang terajdi pada setiap  grup beban.
3.        Hindari hubung singkat (short circuit) karena berdampak pada kerusakan sensor arus dan AVR Sistem.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Karakteristik Beban Pada Sistem Arus Listrik Bolak-Balik.
Anonim. Macam-macam Daya Listrik
       http://ecaknyo.blogspot.com/2009/08/macam-macam-daya-listrik.html [diunduh pada tanggal 2 Oktober 2012]
Anonim. Pengertian Overload
            http://www.sisilain.net/2011/08/pengertian-overload.html [diunduh pada tanggal 3 Oktober 2012]
Bishop, Owen. 2004. Dasar-dasar Elektronika. Jakarta : Erlangga.
Bolton, William. 2004. Programmable Logic Controller (PLC). Jakarta : Erlangga.
Loveday, George. 1986. Electronics Sourcebook for Engineers Ed.2. London : Pitman.
Petruzella, Frank D. 2001. Electronik Industri. Yogyakarta : ANDI.
Suhadi. 2008. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah                             Menengah   
Kejuruan , Direktrat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Sumardajti, Prih, dkk. 2008. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.